Pada tahun 2011, Matoa mengawali perjalanan dengan 3 pengrajin yang berasal satu desa di Ciwidey, Jawa Barat.
Desa ini memang terkenal dengan keahlian warganya dalam menghasilkan buah kerajinan tangan. Sebagian besar furnitur yang mengisi rumah setiap keluarga kebanyakan merupakan hasil dari kreasi mereka sendiri.
Kami pun mengajak beberapa pengrajin dari Ciwidey untuk berkarya bersama Matoa untuk mengolah kayu dan mentransformasikannya menjadi sebuah jam tangan yang revolusioner.
Seiring dengan berkembangnya Matoa di Indonesia sebagai local brand yang menciptakan jam tangan kayu yang senantiasa menginspirasi, jumlah pengrajin dari Ciwidey yang bergabung bersama kami pun semakin bertambah, dengan total 32 pengrajin sampai hari ini.
Perjalanan kami tidak cukup sampai disini. Bersama dengan para pengrajin lokal, kami akan terus berjuang dalam merealisasikan mimpi kami untuk mengangkat kerajinan tangan Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi. Harapan untuk membuktikan hasil kreasi pengrajin asli Indonesia ke ranah internasional, menjadi motivasi kami untuk terus mengembangkan keterampilan pengrajin lokal guna mempersembahkan karya-karya yang inovatif.
Maka dari itu. kami akan terus bekerjasama dengan pengrajin lokal dari desa Ciwidey dan berharap suatu hari nanti akan bisa lebih banyak melibatkan tangan-tangan terampil dari berbagai desa di Indonesia.