A Royal Time Piece From The Forest Spirit.
Ooo Singa..
Rajaning raja ning alas
Raja dari segala raja di hutan
Diajeni sedaya kewan, sedaya dedemitan
Disegani semuanya, dari hewan sampai demit (setan)
Dados raja sanes perkara kakuwatan
Jadi raja bukan hanya masalah kuat
Sakmenika nempuhi angkara murkabenjing sedherek bala
Sekarang melawan kejahatan, besok melawan saudara sendiri
Kedah pinter, kedah waspada
Harus pintar dan waspada
Klinta klintu, sedherek dados mengsah
Salah-salah, saudara bisa jadi musuh
Ooo, singa..
Wiwitan kewan, titi wanci dados raja
Awalnya hewan biasa,pada saatnyajadi raja
Kuwat ning sanes raksasa
Kuat tapi bukan raksasa
Sekti tanpa ajian
Sakti tanpa ajian
Diajeni tanpa nebar bebaya
Disegani tanpa menebar bahaya
Ooo, Singa..
Rajaning raja ning alas
Raja dari segala raja di hutan
Jaya tanpa ngasorake liya
Jaya tanpa merendahkan
Wanen ngluruk bala angkara
Berani melawan kejahatan
Ira yudho wicaksana
Kesatria yang arif dan bijaksana
Jauh di kedalaman hutan, terdengar sebuah mitos. Tentang seorang Raja yang kuat. Anggun dan berani. Bermula sebagai hewan bertaring yang menjelajah hutan, menjadi Raja dengan akal dan kebijakan yang melampaui manusia mana pun. Seorang Raja yang memupuk rasa cinta dan segan dari seluruh kerajaan. Memimpin rakyatnya untuk membuat sejarah yang hebat.
Kisah Sang Raja terdengar ke seantero negeri. Seorang anak lelaki bertanya kepada mbahnya. Rasa penasaran menghiasi matanya. Seiring mbah menyanyikan kisah Singo, si anak membayangkan masa lalu. Singo. Raja suci yang menguasai hutan. Seorang Raja yang sangat bijak. Pepohonan menumbuhkan kulitnya dengan kearifan dari Sang Raja. Malam yang bergemuruh dengan petir membicarakan pertarungan Sang Raja yang berjaya. Angin membawa kasihnya yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Terberkatilah orang-orang yang berjalan di sampingnya.
Sebuah wajah bisa mengelabui karena ekspresi bisa menjadi canggung. Tidak ada alasan untuk menyembunyikan wajah, tidak ada alasan juga untuk menunjukkannya. Tetapi Sang Raja lebih memilih memakai topeng yang enigmatik saat berkelana. Ia tidak pernah tampil sebagai orang yang biasa, topengnya menunjukkan diri sejatinya tanpa Ia harus berkata. Sebagai simbol kuasa dan kuatnya, tersembunyi di balik ornamen yang rumit. Ada lah saatnya Sang Raja berucap kebenarannya. Saat semua berkumpul untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada hutan. Sang Raja dan topengnya menyalakan setiap percikan kecil cahaya di kegelapan. Memandu yang tersesat untuk kembali ke rumah Sang Raja.
Penunjuk waktu dari kayu yang mengadaptasi simbol dari mitologi Singa di Indonesia, Matoa Singo merupakan perwujudan inspirasi yang menyeimbangkan dunia nyata dan dunia spirit. Tampilan jam tangan ini merupakan visualisasi dari wujud mitologi Singa di Indonesia dengan pembaharuan pada desain jarum jam, menit, dan detik yang berlapiskan warna Gold Matte. Matoa Singo hadir dalam dua warna yaitu Ebony dan Maple, kami
MATOA Singo memberikan Anda sebuah keunikan yang simbolik dengan setuhan alami yang mewah